MAKALAH KEGIATAN MANDIRI DALAM KELAS RANGKAP
MAKALAH
KEGIATAN
MANDIRI DALAM KELAS RANGKAP
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Kelas
Rangkap
Disusun oleh :
Indah Nuryani
|
:
|
1586206058
|
Melinda Agustina Saputri
|
:
|
1586206060
|
Riska Puspitsari
|
:
|
1586206042
|
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
STKIP PGRI PACITAN
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya Makalah dengan judul Kegiatan Mandiri Kelas Rangkap. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap yang
di ampu oleh ibu Vit Ardhyantama, M.Pd.
Dalam
penyusunan tugas atau makalah
ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari
bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain karena bantuan,
dorongan, dan bimbingan berbagai pihak, sehingga kendala-kendala yang kami
hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca
dapat memperluas ilmu tentang Kegiatan Mandiri
Kelas Rangkap yang kami
sajikan dari
berbagai referensi seperti buku, jurnal dan makalah lain yang mendukung.
Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada
pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
kepada dosen pembimbing kami harapkan untuk memberikan
masukan, kritik dan saran yang akan kami gunakan untuk melakukan perbaikan pembuatan laporan di masa
yang akan datang.
Pacitan, 19 Oktober
2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Judul......................................................................................... i
Kata
Pengatar ......................................................................................... ii
Daftar
Isi ................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN..................................................................... 1
Latar
Belakang........................................................................................ 1
Rumusan
Masalah................................................................................... 2
Tujuan
..................................................................................................... 2
Manfaat................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN ...................................................................... 3
Pengertian
Kelas Rangkap...................................................................... 3
Manfaat
Kegiatan Mandiri Bagi Siswa................................................... 4
Macam-
macam kegiatan mandiri dalam kelas rangkap.......................... 6
BAB
III PENUTUP .............................................................................. 10
Kesimpulan
............................................................................................. 10
Saran
....................................................................................................... 10
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap
warga negara berhak untuk memperoleh pendidikan yang layak, hal
ini terdapat pada undang-undang yang ada di indonesia. Pendidikan yang layak
terjadi sampai pada tingkatan yang paling kecil yaitu pembelajaran di dalam
kelas, artinya bagi semua warga Indonesia yang belum masuk ataupun sudah berada
dalam sistem pembelajaran di kelas memiliki hak yang sama untuk memperoleh
pembelajaran yang layak.
Pembelajaran
yang layak adalah pembelajaran yang dilakukan dengan memenuhi standar minimal
pembelajaran yang harus terjadi di dalam kelas, ada kelas, ada guru, ada bahan
ajar, Pembelajaran dapat berjalan dengan baik ketika memiliki kelengkapan
komponen pembelajaran, bagaimana pembelajaran bisa berjalan baik dan efektif,
jika gurunya tidak lengkap, apalagi para murid tidak mempunyai buku-buku yang
diperlukan.
Jika
murid-murid pada setiap kelas hanya sedikit bagaimana
guru dapat mengoptimalkan pembelajaran tanpa
mengurangi nilai keberadaan tenaga guru. Salah satu pendekatan/model yang dapat
di kembangkan untuk menanggulangi permasalahan tersebut adalah melalui
Pembelajaran Kelas Rangkap. Permasalahan lainnya dalam pola pembelajaran dengan
tingkatan kelas sekarang terutama untuk sekolah-sekolah yang terbatas dari
komponen guru, siswa, pembiayaan, sarana dan prasarana
Banyak
guru yang merasa enggan dan putus asa merubah gaya mengajarnya dengan sesuatu model
yang baru
dan berbeda, untuk itu perlu ditetapkan prioritas dalam pengembangan guru
dengan sesuatu yang baru tentang bagaimana mengajar
dengan keragaman dalam tingkatan umur, jenis kelamin, sikap dan kemampuan anak.
Seorang guru yang mengajar di kelas rangkap tentunya
harus memiliki keterampilan pembelajaran dalam PKR/
keterampian tersebut meliputi keterampilan dalam mengawali dan mengakhiri dalam proses
pembelajaran PKR, cara mendorong belajar asik dan membicarakan belajar mandiri,
cara mengelola kelas PKR dengan baik, kemitraan antar
guru dan antara guru dan masyarakat serta pembinaan professional guru PKR oleh
kepala sekolah. Hal itu tentu harus dimiliki oleh guru yang mengajar di kelas
PKR. maka dari itu sebagai
calon seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan
tersebut. Pada makalah ini akan dibahas mengenai hal
tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1.
Bagaimana
Pengertian kegiatan mandiri kelas rangkap ?
2.
Bagaimana
Manfaat kegiatan mandiri bagi siswa ?
3.
Apa
saja macam – macam kegiatan mandiri dalam kelas rangkap ?
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan :
1.
Mengetahui
pengertian kegiatan mandiri kelas rangkap.
2.
Dapat
mengetahui manfaat kegiatan mandiri bagi siswa.
3.
Mengetahui
macam – macam kegiatan yang dilakukan dalam kelas rangkap
D. Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini yaitu :
1.
Meningkatkan pemahaman tentang pengertian kegiatan mandiri kelas rangkap.
2.
Meningkatkan
pemahaman tentang
manfaat kegiatan mandiri bagi siswa.
3. Meningkatkan
pemahaman tentang macam-
macam kegiatan yang dilakukan dalam kelas
rangkap.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN KEGIATAN MANDIRI KELAS RANGKAP
Kegiatan
mandiri adalah kegiatan mendidik, membina, dan melatih siswa untuk mampu
menggali sendiri ilmu yang ada kaitannya dengan topik bahasan. Apabila siswa
menemui suatu kesulitan mereka tidak lagi bingung karena tidak ada tenaga
pengajar yang akan membantu, akan tetapi mereka bisa mengatasinya dengan
mencari penyelesaian melalui sumber- sumber pengetahuan yang ada, terutama
melalui buku-buku atau bahan-bahan tertulis lainnya.
Menurut
Aria Djalil (2008:1.4) Pembelajaran kelas rangkap adalah suatu bentuk
pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas
atau lebih dalam saat yang bersama dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas
yang berbeda. PKR juga mengandung makna seorang guru mengajar dalam satu ruang
kelas atau lebih dan menghadapi murid – murid dengan kemampuan belajar yang
berbeda. Pembelajaran kelas rangkap diterapkan karena beberapa alasan yaitu
karena keadaan geografis dan demografis, kurangnya guru, terbatasnya ruang
kelas dan adanya guru yang tidak bisa hadir di kelas.
UNESCO juga menyebutkan bahwa penerapan kelas
rangkap tidak hanya karena keterbatasan akan tetapi bertujuan untuk (1)
membantu anak-anak yang berada di daerah terpencil mendapatkan hak mereka dalam
pendidikan (2) ekonomis (3) mendorong siswa dengan berbagai background untuk
belajar dengan bantuan teman yang dapat membutuhkan kekompakan, kesatuan,
kerjasama, menumbuhkan kompetisi sehat di antara siswa, menguatkan
interpersonal dan kemampuan memimpin serta mengembangkan sikap positif melalui
berbagi.
Kegiatan mandiri kelas rangkap adalah kegiatan
yang dilakukan siswa yang mampu mendidik, melatih, dan meningkatkan kemampuan
siswa yang dilakukan secara mandiri tanpa harus mendapat pengarahan penuh dari
guru. kegiatan yang di lakukan akan meningkatkan kerja sama antar siswa,
meningkatkan keaktifan siswa dan juga dapat meningkatkan kemampuan berfikir
pada siswa tanpa harus guru menjadi pusat dari kegiatan pembelajaran yang
dilakukan. Kegiatan- kegiatan yang dilakukan akan mempermudah guru dalam
pelaksanaan kelas rangkap. Ketika guru memberikan salah satu kegiatan mandiri
kepada salah satu kelas maka guru mempunyai waktu untuk melakukan pembelajaran
di kelas lainnya.
B.
MANFAAT KEGIATAN MANDIRI BAGI SISWA
1.
Memunculkan Inisiatif
atau dorongan internal . Konsep
belajar mandiri lebih kepada kondisi inisiatif atau motivasi yang ada pada diri
peserta didik. Belajar mandiri bukan dalam artian seseorang belajar sendiri.
Proses belajar dapat dilakukan sendiri (seorang diri), atau dalam kelompok.
Peserta didik mandiri selalu memiliki inisiatif atau dorongan dari dalam dirinya untuk belajar.
2.
Mampu Menetapkan
tujuan . Peserta
didik mandiri selalu memiliki tujuan yang ditetapkan sendiri. Tujuan dari
peserta didik mandiri bukan
semata-mata untuk memenuhi kewajiban sebagai peserta
didik yang harus mengikuti
proses belajar mengajar dan
menyelesaikan tugas-tugas dari pendidik. Tujuan peserta didik mandiri sudah
lebih komprehensif.
3.
Aktif dan kreatif
mencari sumber belajar. Ketersediaan
sumber belajar sering menjadi persoalan bagi penguasaan kompetensi yang
dituntut. Sekolah seringkali hanya menyediakan sumber
belajar yang sangat terbatas dan sifatnya sektoral.
Pada umumnya sumber belajar hanya tiga dan seringkali tidak lengkap yaitu perpustakaan,
buku pelajaran pegangan peserta didik, dan lembar kerja peserta didik. Bagi
peserta didik mandiri sumber
belajar yang demikian akan selalu dirasakan kurang. Proses penguasaan
kompetensi dilakukan dengan memperbanyak sumber belajar. Peserta didik aktif
dan kreatif mencari dan memanfaatkan sumber belajar Baik sumber belajar
yang berbentuk cetak, elektronik, maupun langsung dari masyarakat. Sumber
belajar cetak dapat berupa buku-buku di perpustakaan yang secara langsung merujuk
pada materi ajar tertentu maupun
dari tempat lain yang secara luas memberikan informasi yang
terkait langsung maupun tidak
langsung dengan
materi ajar. Sumber elektronik dapat berupa multimedia pembelajaran, sumber
internet, atau sumber-sumber lain. Langsung kepada
masyarakat dapat
kepada orang-orang yang memang mempunyai kompetensi tertentu maupun dalam mengamati,
menyelidiki dan menemukan kaitan materi ajar dengan kehidupan
riil dan menjadi
sumber untuk memahami dan menguasai kompetensi tertentu.
4.
Sadar siapa dirinya.
Kesadaran
dan pengenalan diri sendiri berdampak pada motivasi belajar pada peserta didik.
Kesadaran diri berkaitan dengan kemampuan, bakat, dan minat diri
atas ilmu dan pengetahuan juga terkait dengan
tipe belajar yang paling efektif. Peserta didik dikenalkan pada tipe belajar
visual, auditori atau kinestetik. Peserta didik yang memahami
kemampuan, bakat dan
minatnya akan termotivasi mempelajari materi ajar dengan tanpa menghiraukan
hasilnya. Proses belajar menjadi lebih
bermakna.
C.
MACAM – MACAM KEGIATAN MANDIRI DALAM KELAS
RANGKAP
Macam-
macam kegiatan mandiri yang bisa di terapkan di kelas rangkap adalah sebagai
berikut :
1. Diskusi
Diskusi adalah metode
pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama
metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah
dan memahami pengetahuan siswa serta untuk membuat suatu keputusan. Diskusi
lebih mengarah pada kegiatan siswa yang saling bertukar pengalaman untuk
menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
Berdasarkan
Abdul Majid (2014:201-202), Jenis- jenis diskusi adalah sebagai berikut :
a. Diskusi
kelas, adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai anggota
diskusi. Proses pelaksanaan dari diskusi kelas dimulai dengan guru membagi
tugas sebagai pelaksana diskusi. Ada yang menjadi penulis, moderator, dan
sumber masalah. Dari permasalahan yang di paparkan oleh sumber masalah lalu
seluruh siswa mencari solusi dari permalasahan yang telah disebutkan. Seluruh
siswa harus menanggapi permasalahan. Setelah itu sumber masalah memberi
tanggapan dan moderator memberi kesimpulan.
b. Diskusi
kelompok kecil. Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan cara membagi siswa
dalam kelompok-kelompok kecil. Jumlah dalam satu kelompok terdiri dari 2-5
siswa. Pelaksanaannya dimulai dari guru menyajikan permasalahan secara umum,
kemudian masalah-masalah tersebut dibagi-bagi ke dalam sub masalah yang harus
di pecahkan oleh masing-masing kelompok kecil tersebut.
c. Simposium. Simposium dilakukan
dengan membahas suatu persoalan yang di pandang dari berbagai sudut pandang . simposium dilakukan untuk
memberikan wawasan yang luas kepada siswa.
Kegiatan diskusi baik dalam kelompok
besar, kelompok kecil dan simposium
sangat mendukung pelaksaan pembelajaran kelas rangkap. Hal ini dikarenakan
diskusi akan melatih siswa untuk bekerja sama dalam tim, menyelesaikan masalah
secara mandiri maupun berdiskusi dengan teman dan akan melatih siswa untuk
berfikir kritis. Kegiatan diskusi juga akan mendukung siswa aktif dalam
berpendapat dan bertukar pengalaman dengan teman. Hal ini akan memperluas
pengalaman siswa. Ketika siswa sedang mendiskusikan permasalahan yang di
sajikan ,maka guru dapat
memberikan pembelajaran pada kelas lainnya. Sehingga pelaksanaan pembelajaran
kelas rangkap dapat berjalan secara efektif.
2. Simulasi
Berdasarkan Abdul Majid
(2013:205) silumasi berasal dari simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Simulasi
dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi
tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
Simulasi akan melatih
keterampilan siswa untuk memahami suatu konsep atau prinsip yang akan digunakan
dalam kehidupan sehari-hari, memberikan motivasi belajar, meningkatkan
keaktifan siswa dan mengembangkan sikap toleransi pada siswa, melatih memecahkan masalah, melatih
siswa untuk mengadakan kerja sama dalam kelompok, dan menumbuhkan daya kreatif
siswa. (Depdiknas,2004).
3. Resitasi
Resitasi adalah
pembacaan hafalan di muka umum atau hafalan yang di ucapkan oleh murid-murid di
dalam kelas. Di dalam kamus besar ilmu pengetahuan (20002) resitasi ( sebagai
istilah psikologi) disebut sebagai metode belajar yang mengkombinasikan
penghafalan, pembacaan, pengulangan,
pengujian, dan pemeriksaan atas diri sendiri.
resitasi merupakan sebuah upaya pembelajaran siswa dengan cara
memberikan tugas penghafalan, pembacaan, pengulangan, pengujian, dan
pemeriksaan atas kemampuan diri
sendiri atau menampilkan diri dalam menyampaikan suatu puisi, syair, dan drama.
4. Kerja
kelompok
Kerja kelompok adalah kegiatan
pembelajaran yang mengharuskan
siswa untuk bekerja secara kelompok/tim. Di dalam satu kelompok hendaknya
bersifat heterogen. Baik dari segi kemampuan dan jenis kelamin. Hal ini
bertujuan agar kelompok-kelompok tersebut tidak berat sebelah. ( ada yang baik
dan ada yang tidak baik). (Abdul
Majid,2013).
Ketika siswa belajar dalam kelompok yang
heterogen maka siswa yang lebih mampu akan membantu siswa yang kurang mampu
memahami permasalahan- permasalahan pelajaran. Hal ini akan meningkatkan fungsi
tutor sebaya yang mendukung kegiatan pembelajaran kelas rangkap. kerja kelompok
akan meningkatkan kerja sama antar siswa dan dapat meningkatkan keaktifan
siswa.
5. Latihan/
drill
Latihan pada umumnya
digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang
telah dipelajari. Latihan/ drill merupakan tindakan untuk meningkatkan
keterampilan dan kemahiran. Drill
adalah cara pembelajaran siswa untuk mengembangkan kemahiran dan keterampilan
serta dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan. Latihan atau berlatih merupakan
proses belajar dan membiasakan diri agar mampu melakukan sesuatu. Guru dapat
memberikan latihan agar siswa mampu mendalami suatu materi tertentu. Hal ini
bisa berupa latihan soal. Kegiatan ini mendukung pembelajaran kelas rangkap
karena Ketika siswa mengerjakan latihan guru mempunyai waktu untuk melakukan
pembelajaran di kelas yang lain sehingga siswa yang berada di kelas tersebut
tidak menganggur. Selain itu kegiatan ini juga dapat mengukur kemampuan siswa
dan mendorong siswa untuk berfikir secara mandiri dan krisis.
6. Pembuatan
karya
a. Montase,
menurut
Kamus
Besar Bahasa Indonesia montase adalah Komposisi gambar
yang dihasilkan dari percampuran unsur dari beberapa sumber. Karya
montase dihasilkan dari memposisikan beberapa
gambar yang sudah jadi dengan gambar yang sudah jadi lainnya. Montase dua
dimensi dianggap seperti karya lukisan karena materialnya terdiri dari
gambar-gambar yang sudah jadi. Gambar tersebut
dipotong-potong lalu dipadukan sehingga menjadi satu kesatuan karya ilustrasi.
b.
Kolase, menurut
Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kolase
adalah Komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan (biji, kain, kertas, kayu)
yang ditempelkan pada permukaan gambar.
Kolase merupakan
karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan bahan
yang bermacam-macam
selama bahan dasar tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasar lain yang
akhirnya dapat menyatu menjadi karya yang utuh dan dapat mewakili ungkapan
perasaan estetis orang yang membuatnya.
c.
Mozaik, menurut
Kamus
Besar Bahasa Indonesia, mozaik adalah seni dekorasi bidang
dengan kepingan bahan keras berwarna yang disusun dan ditempelkan dengan
perekat. Mozaik merupakan pembuatan
karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan material dipotong-potong atau
sudah berbentuk potongan kemudian disusun dengan ditempelkan pada bidang datar
dengan cara di lem. Kepingan benda-benda itu antara
lain; kepingan pecahan keramik, potongan kaca, potongan kertas, potongan daun,
potongan kayu. Tetapi untuk sebuah tema gambar menggunakan
satu jenis material. Misalnya kalau menggunakan kaca maka
dalam satu tema gambar tersebut
menggunakan
pecahan kaca semua yang membedakan adalah warna yang
digunakan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembelajaran kelas rangkap adalah suatu bentuk
pembelajaran yang mengharuskan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas
atau lebih dalam saat yang bersama dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas
yang berbeda. Di dalam keberhasilan pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap tidak
hanya membutuhkan kemampuan guru akan tetapi harus memperhatikan kegiatan-
kegiatan mandiri yang digunakan. Kegiatan mandiri di dalam kelas rangkap adalah
kegiatan yang dilakukan siswa yang mampu mendidik, melatih, dan meningkatkan
kemampuan siswa yang dilakukan secara mandiri tanpa harus mendapat pengarahan
penuh dari guru. kegiatan tersebut di antaranya diskusi, resitasi, simulasi,
kerja kelompok, latihan/drill dan pembuatan karya. Kegiatan mandiri yang di
gunakan di dalam pembelajaran kelas rangkap memiliki berbagai manfaat bagi
siswa yaitu, Memunculkan Inisiatif atau dorongan
internal, Mampu Menetapkan tujuan, Aktif dan kreatif mencari sumber belajar dan Sadar siapa dirinya.
B. SARAN
Pembelajaran kelas rangkap
adalah kegiatan pembelajaran yang membutuhkan keterampilan dari seorang guru.
Keterampilan guru di dukung oleh
kegiatan- kegiatan yang di gunakan dalam pembelajaran yang mendukung
pembelajaran kelas rangkap. Seorang guru yang malakukan pembelajaran kelas
rangkap hendaknya memperhatikan ragam kegiatan yang digunakan agar pembelajaran
yang di lakukan berjalan secara efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul.
2013. Strategi Pembelajaran. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Depdiknas. 2004. Pembelajaran
Tuntas. Jakarta.
Djalil, Aria.2008. Pembelajaran
Kelas Rangkap. Jakarta: Universitas Terbuka.
Rijal.
2017. Manfaat
Belajar Mandiri Bagi Anak. Http://Www.Rijal09.Com/2017/01/4-Manfaat-Belajar-Secara-Mandiri-Bagi-Anak.Html. 27 Oktober 2017.
Komentar
Posting Komentar